v Bagaimana cara menyimpan obat?
Masa penyimpanan
dari semua jenis obat adalah terbatas, hal ini disebabkan karena lambat laun
obat akan terurai secara kimiawi akibat pengaruh cahaya, udara, dan suhu. Akhirnya
khasiat obat akan berkurang.
Tanda2 Kerusakan Obat. Kadangkala kerusakan
pada obat terlihat dengan jelas, misalnya bila larutan bening menjadi keruh, dan bila warna suatu krem
berubah sama sekali ataupun berjamur. Namun
pada umumnya proses kerusakan obat tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk
dan bau obat tidak berubah, namun kadar zat aktifnya ternyata sudah banyak
berkurang, atau lebih buruk lagi bila sudah terurai dengan membentuk zat2
beracun. Kemunduran zat aktif hanya dapat ditentukan dengan analisa di
laboratorium. Berdasarkan aturan internasional, kadar zat aktif dalam suatu
sediaan diperbolehkan menurun sampai maksimal 10%, jika lebih dari 10% dianggap
terlalu banyak dan obat harus dibuang.
Aturan Penyimpanan Obat. Untuk memperlambat
terjadinya proses penguraian, maka sebaiknya obat disimpan di tempat yang sejuk
dalam wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya (jangan letakkan di
kamar mandi), dan hendaknya disimpan ditempat yang tidak dapat dijangkau oleh
anak2. Obat resep tertentu harus disimpan di lemari es dan persyaratan ini
selalu dicantumkan pada kemasan obatnya (mis. Insulin). Berikut ini cara2
penyimpanan obat yang benar:
- Simpan
obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
- Simpan
obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti
yang tertera pada kemasan.
- Simpan
obat di tempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan
kerusakan.
- Jangan
menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika
tertulis pada etiket obat.
- Jangan
menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.
- Jauhkan
dari jangkauan anak2.
v Berapa lama obat dapat disimpan?
Jangka waktu penyimpanan:
Tab/kap: 3 tahun
Salep/pasta (tube): 3 tahun
Serbuk/tabur: 1 tahun
Pil taruh: 1 tahun
Krem/jel (tube): 6 bulan
Larutan tetesan: 6 bulan
Suspensi: 6 bulan
Salep mata: 6 bulan
Salep/pasta (pot): 6 bulan
Cairan untuk kulit: 6 bulan
Tetes telinga: 6 bulan
Tetes/semprot hidung: 3 bulan
Krem (pot): 3 bulan
Tetes/bilasan mata: 1 bulan
Dalam sediaan
obat umumnya dibubuhi zat pengawet yang berfungsi merintangi pertumbuhan kuman
dan jamur. Akan tetapi bila wadah sudah dibuka, maka zat pengawet pun tidak
dapat menghindarkan rusaknya obat secara keseluruhan. Apalagi bila wadah sering
dibuka tutup, sebagaimana misalnya dengan tetes mata, atau mungkin bersentuhan
dengan bagian tubuh yang sakit, misalnya, pipet tetes mata, hidung atau telinga.
Oleh karena
itu obat hendaknya diperlakukan dengan seksama, yaitu setelah digunakan/dimakan
wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan pipet/sendok
ukur dan mengeringkannya.
makasi info nya nech_____
ReplyDelete