Wednesday 23 January 2013

Pertimbangan dalam mengkonsumsi obat saat hamil


Penggunaan obat di masa kehamilan

 Sering kali kita mendengar pertanyaan beberapa pasien di apotek “saya sedang hamil, dapatkah saya makan obat sakit kepala?”. Jawaban atas pertanyaan ini tidak dapat diberikan dengan sederhana, dan memerlukan pengetahuan mengenai perkembangan janin dalam kandungan ibu.

Penggunaan obat pada wanita hamil memerlukan pertimbangan lebih khusus karena risiko tidak hanya pada ibu saja, tetapi juga pada janin yang dikandungnya. Risiko yang paling dikuatirkan adalah timbulnya kecacatan pada janin atau bayi yang lahir nantinya, baik berupa cacat fisik maupun cacat fungsional. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah manfaat dari penggunaan obat lebih besar dari pada risikonya, sehingga ibu dapat melahirkan bayi yang sehat dengan selamat.

Berikut penjelasan singkat mengenai kondisi tumbuh kembang janin dalam rahim:
-       Triwulan pertama. Pertumbuhan janin berlangsung sangat pesat, yaitu dari panjang kira2 1 cm pada bulan pertama menjadi ±50 cm saat dilahirkan. Dalam masa itu berat tubuhnya menjadi rata2 seribu kali lebih besar!. Maka jelaslah bahwa setiap gangguan dari perkembangan yang sangat pesat itu dapat menimbulkan dampak yang serius pada janin. Terutama dalam triwulan pertama, dimana semua organ penting, kaki dan tangan mulai terbentuk, penggunaan segala obat harus dibatasi sebanyak mungkin. Bila dalam fase ini perkembangan terganggu, maka ada resiko besar bahwa pertumbuhan selanjutnya tidak akan berlangsung normal.
-       Triwulan kedua dan ketiga. Merupakan fase pertumbuhan dimana bayi dalam kandungan kurang rentan terhadap obat2an bila dibandingkan pada masa triwulan pertama (fase perkembangan). Namun demikian, di masa ini para ibu masih harus berhati-hati dalam mengkonsumsi obat. Sebagai contoh, bila mengkonsumsi Vitamin A dengan dosis di atas 8000 U sehari (pada triwulan kedua dan ketiga) ternyata dapat menyebabkan gangguan/kerusakan janin.
Kenyataannya, saat ini baru sejumlah kecil obat saja yang diketahui memiliki sifat2 yang dapat mengganggu janin. Dan sebagian besar obat yang belum diketahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan janin. Kelompok obat ini tidak saja meliputi obat2 atas resep dokter, tetapi juga obat2 bebas/terbatas.

Berikut ini prinsip2 penggunaan obat di masa kehamilan:

1.   Sedapat mungkin hindari penggunaan obat terutama pada trimester pertama kehamilan. Upayakan terapi non farmakologik.
2.       Obat hanya diberikan jika jelas diperlukan dengan pertimbangan manfaat dan risikonya.
3.       Hindari obat baru karena datanya masih terbatas.
4.       Pilih obat dengan profil keamanannya yang sudah diketahui.
5.       Utamakan monoterapi.
6.   Gunakan dengan dosis efektif yang terendah, tetapi tidak perlu juga diingat bahwa perubahan fisiologis ibu selama kehamilan akan mengubah farmakokinetika obat, sehingga pada beberapa obat mungkin perlu peningkatan dosis untuk mempertahankan kadar terapeutiknya.
7.       Gunakan obat dengan durasi sesingkat mungkin.
8.       Hindari obat yang bersifat teratogen pada wanita usia produktif.
9.       Jika obat yang digunakan diduga kuat dapat menyebabkan kecacatan, maka lakukan USG.

No comments:

Post a Comment