Wednesday, 20 February 2013

BAB pada bayi


Pola buang air besar pada bayi memang berubah-ubah. Nah bagaimana Anda bisa tahu bahwa pola buang air besar pada bayi Anda masih tergolong normal?
Pola Buang Air Besar Bayi Pada Umumnya Untuk bayi yang baru lahir, normalnya ia akan buang air besar hingga sebanyak 4 kali setiap hari. Ini akan berlangsung sampai ia berusia 7 hari. Untuk anak berusia 2 tahun, termasuk normal jika ia dapat buang air besar (BAB) 1-2 kali tiap harinya. Anak usia 4 tahun sudah sama pola BAB-nya dengan orang dewasa – 1 kali setiap hari.
Nah, karena tidak setiap anak memiliki pola yang persis sama, maka umumnya seorang bayi atau anak akan dianggap mengalami sembelit, jika ia tidak BAB hingga 2 minggu atau lebih. Oleh karena itu, Anda tidak perlu terlalu khawatir jika melihat bayi Anda sepertinya berjuang keras, bahkan terkadang sampai memerah ketika sedang BAB, padahal terkadang fesesnya encer dan tidak keras. Dia kan masih belajar! Anda juga harus ingat… bayi Anda melakukan BAB sambil berbaring lho, tidak seperti orang dewasa… Jadi, reaksi-reaksi seperti ini masih tergolong normal.
Kapan Situasinya Menjadi Gawat?
Jika Anda mendapati bayi Anda mengalami kondisi seperti berikut ini, maka segeralah periksakan ke dokter:
1. Feses/kotoran yang keras
2. Demam
3. Terdapat darah pada kotorannya
4. Berat badannya sulit naik
5. Gagal BAB untuk pertama kalinya dalam 24 jam setelah kelahiran
Bayi dalam Periode ASI Eksklusif
Jika bayi Anda masih dalam periode ASI eksklusif -alias belum memperoleh asupan selain ASI- maka masih tergolong normal jika ia tidak BAB hingga 1 minggu. Bahkan terkadang setelah 1 minggu pun fesesnya sama sekali tidak keras.
Hal ini disebabkan oleh ASI yang masih sangat mudah dicerna oleh tubuh bayi Anda dan ini juga berarti sebagian besar ASI dapat diserap dengan baik oleh tubuhnya.

Monday, 18 February 2013

4 cara untuk penanganan diare

Apabila kita makan makanan yang tidak higienis maka kita bisa terserang penyakit pencernaan yang salah satu akibatnya adalah diare atau mencret-mencret.Selain itu diare dapat disebabkan oleh keracunan bahan kimia dalam makanan, masuk angin, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan lain sebagainya. Berikut ini adalah 4 (empat) teknik atau cara untuk penanganan diare :
a.Minum Air Putih  yang Banyak.Dalam keadaan normal seorang balita membutuhkan air minum sekitar 1.000 – 1500 cc/hari. Setiap setelah BAB minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral yang bersih dan sudah dimasak untuk menggantikan kehilangan cairan akibat diare. Minumlah oralit yang merupakan larutan gula garam untuk membantu pembentukan energi dan menahan diare/berak setelah habis BAB. Hindari minuman yang mampu merangsang asam lambung.
b.Mengkonsumsi Makanan Rendah Serat. Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar. Bagi penderita diare sebaiknya makan makanan rendah serat dan halus seperti bubur nasi atau nasi lemes dengan lauk telur asin. Di sini nasi akan menjadi gula untuk memberi energi, sedangkan telur asin akan memberikan protein dan garam untuk menahan mencret dan sebagai zat pembangun tubuh.Hindari makan makanan di luar sembarangan serta makanan yang pedas mengandung cabai dan lada.
c.Istirahat yang Cukup. Anak yang menderita diare akan terasa lemah, lemas, lesu, kurang bergairah, dan sebagainya. Untuk itu tidur sebanyak-banyaknya namun tidak melupakan waktu makan makanan dan obat harus teratur, banyak minum.
d.Minum Obat Dengan Dosis yang Tepat. Ada baiknya orang tua berkonsultasi dengan dokter dan meminta obat yang tepat untuk anaknya, karena setiap orang memiliki karakteristik masing-masing dalam pemilihan obat. Setelah mendapatkan obat minumlah obat itu sesuai dosis sesuai waktu yang telah ditentukan. Biasanya dokter akan memberikan obat mules, obat mencret, vitamin dan antibiotik. Untuk obat mules dan mencret sebaiknya diminum jika perut mulas dan diare saja dan hentikan jika sudah berhenti mules dan diare. Sedangkan untuk antibiotik wajib dihabiskan agar kuman dan bibit penyakit lainnya mati total dan tidak membentuk resistensi.

Sunday, 17 February 2013

MAKANAN PENDAMPING ASI


Ibu, memperkenalkan makanan pertama kepada bayi merupakan pengalaman yang sangat istimewa, dan pastinya sebagian besar ibu ingin melakukannya sendiri saat memberikan MPASI pertama kepada bayinya, kalau perlu diabadikan menjadi salah satu moment yang istimewa.
Yuk, perkenalkan MPASI pada bayi kita
Sssst….. ga sabar kan kasih makan bayi kita, apalagi liat mulutnya bereaksi terhadap makanan kita?? Huhu….tunggu  sampai bayi kita 6 bulan (ga boleh kurang yaa!!).
Kenapa??
Berdasarkan penelitian, di usia 6 bulan, sistem pencernaan dan sistem kekebalan tubuh anak relatif sudah sempurna dan siap untuk menerima makanan padat. Enzim-enzim pencernaan sudah mulai tersedia untuk mulai mencerna makanan padat. Selain itu, untuk menghindari bayi dari resiko terkena alergi makanan.
Di 6 (enam) bulan pertama, bayi mempelajari cara untuk menyusu pada ibunya atau menghisap dari botol susu. Saat memasuki usia 6 bulan, bayi akan mempelajari keahlian baru, mulai dari belajar mendorong makanan di rongga mulut dengan lidahnya hinga masuk ke bagian belakan mulut lalu menelan. Momen tersebut merupakan pengalaman yang sangat baru dan luar biasa bagi si kecil.
Hmmm… kalau lebih dari 6 bulan??
Sebaiknya jangan juga. Jika pengenalan makanan padat terlambat (usia >6 bulan), maka beberapa bayi seringkali kesulitan untuk belajar menelan dan mengunyah makanannya.
Makanan pertama terbaik untuk bayi
Makanan padat pertama yang diberikan kepada bayi haruslah mudah dicerna, dan bukan makanan yang mempunyai resiko alergi yang tinggi.
Seabaiknya tidak menambahkan gula atau garam pada makanan bayi! Biarkan rasanya hambar, dan bayi akan merasakan rasa asli dari makanan tersebut. Garam dapat mengancam ginjal bayi. Sedangkan gula akan membuat bayi menyukai makanan manis & merusak giginya.
Pada awal pertama pemberian bayi berikan bubur beras dengan 1 macam sayuran atau 1 macam buah. Kenalkan satu persatu jangan dicampur, biarkan bayi mengenal rasa terlebih dahulu. 
Sayuran Pertama: wortel, kentang, lobak, labu parang, ubi merah, segala macam ubi-ubian, kacang polong, brokoli, kembang kol. 
Buah-buahan pertama: apel, pear, pisang, pepaya, alpukat. 
Tepung beras: campurkan tepung beras dengan air/kaldu/ASI/susu formula. 
Tepung beras sangat mudah dicerna dan rasa susu merupakan rasa transisi dari ASI/SUFOR. 
Daging: daging giling yang dimasak matang dapat diperkenalkan sebagai MPASI pertama bayi, meski demikian secara umum kebutuhan protein sudah dapat terpenuhi dari ASI nya.
Makanan yang perlu dihindari di awal pemberian MPASI: dairy product  (yogurt, keju, dsb), telur, gandum, barley, oat, madu, kerang, ikan, kacang-kacangan (almond, kacang tanah,dsb), daging/ikan asap, buah beraoma tajam (strawberry, lemon).
Nah, kapan sih waktunya kasi makan bayi kita??
Ehmm… pilih aja waktu yang nyaman untuk bayi dan ibunya. Jika memungkinkan, berikan MPASI pada waktu yang sama setiap harinya. Tujuannya agar terbentuk suatu pola/kebiasaan. Bagusnya siih mengikuti jadwal makan pada umumnya, pagi-siang-malam (sore).
Di awal pemberian ASI, hanya diperlukan sedikit saja makanan padat, misal 2-3 sendok kecil penuh. Dimulai dari 1 kali/hari (misal pada saat makan siang), kemudian dapat ditingkatkan menjadi 3 (tiga) kali sehari.
Terkadang diperlukan pemberian sedikit ASI/SUFOR sebelum memberikan MPASI; sehingga bayi tidak terlalu kelaparan yang akan membuatnya marah/frustasi.
Yang perlu dingat:
1.    ukur suhu makanan sebelum diberikan pada bayi
2.    dudukan bayi di pangkuan atau kursi bayi (jangan dibiasakan sambil di gendong ya, apalagi sambil diajak keliling2 keluar rumah, waahhh….jangan deh, tidak higienis!)
3.    ajaklah bicara pada saat diberi makan (ini berlaku buat anak-ku, kalau dikasi makan sambil kitanya ‘ngoceh’ biasanya makannya jadi banyak, hehe.)
4.    senyum & eksperikan senangkan makan! (jangan menjadikan makan sebagai ‘kewajiban’ atau ‘paksaan’, dilarang keras memaksa bayi makan!)
Kalau bayi kita menolak MPASI??
Bukan suatu masalah besar jika bayi menolak suapan anda, cobalah berikan MPASI beberapa hari kemudian. Atau siapakan makanan saring (puree) yang lebih encer sehingga memudahkan bayi untuk menelan.
Jika bayi hanya sedikit makan MPASI, janganlah memaksanya, buatlah kegiatan makan menjadi acara yang menyenangkan.
Jaga kebersihan MPASI & peralatannya
Ibu harus menjaga benar kebersihan dalam menyiapkan MPASI & tempat penyimpanannya, karena bayi sangat mudah keracunan makanan. Mangkuk & sendok makan bayi harus disterilisasi sampai bayi berusia 9 bulan. Akan tetapi saat bayi sudah belajar merangkak dan memasukkan benda ke dalam mulutnya, proses sterilisasi botol susu & peralatan makan sudah tidak terlalu penting.
Saya sangat tidak setuju, hanya dengan alasan bayi mau makan…maka si bayi digendong dan di ajak keluar rumah sambil memberinya makan. Bisa dibayangkan, berapa banyak debu berterbangan & bakteri yang akan masuk ke tubuh bayi kita?? Kalau sudah begitu, proses sterilisasi perlatan makan menjadi percuma. Lagi pula, ada baiknya membiasakan makan pada tempatnya & tidak berjalan-jalan.
Cara memasak MPASI
1.    Rebus: gunakanlah sedikit air saat merebus. Hati-hati jangan sampai merebus sayur atau buah terlalu lama (over cook). Tambahkan ASI/susu secukupnya di akhir (jangan ikut di panaskan.
Untuk membuat puree encerkan ladi dengan ASI/Susu/air matang secukupnya
2.    Kukus: Cara ini sangat ideal untuk menjaga rasa & vitamin dalam sayuran/buah.
Baik, bu… Selamat mencoba!! Sukses ya dengan MPASI nya ^_^

Friday, 15 February 2013

Aturan 4 Hari Masa Tunggu


Sebelum Anda mulai memberikan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) pada bayi Anda, sangatlah penting untuk mengetahui tentang alergi yang mungkin terjadi pada bayi terhadap makanan.
Aturan 4 Hari Masa Tunggu Aturan ini terutama sangat penting jika Anda atau keluarga Anda memiliki alergi terhadap makanan tertentu. “Aturan 4 Hari Masa Tunggu” merupakan cara yang mudah untuk memeriksa alergi terhadap makanan. Bagaimana caranya? Pada dasarnya, Anda hendaknya memperkenalkan 1 jenis makanan baru pada satu waktu dan menunggu hingga 4 hari sebelum memperkenalkan makanan baru berikutnya. Sebagai contoh, jika Anda ingin memperkenalkan bayi Anda kepada buah alpukat pada hari Senin, maka Anda sebaiknya Anda menunggu hingga hari Kamis untuk memperkenalkan makanan baru berikutnya. Dengan cara seperti ini, Anda dapat mengetahui dengan lebih baik apakah bayi Anda memiliki reaksi alergi terhadap jenis makanan tertentu atau tidak. Selain itu, jika ternyata terjadi reaksi negatif dari bayi Anda, dengan begini akan dapat dibedakan apakah reaksi tersebut merupakan alergi atau masalah dalam pencernaanya. Biasanya reaksi alergi akan timbul pada 24 jam pertama, sedangkan masalah pencernaan yang timbul akibat makanan baru akan terlihat setelah lebih dari 1 hari 1 malam. Nah, setelah Anda memperkenalkan beberapa jenis makanan dengan “Aturan 4 Hari Masa Tunggu”, baru Anda bisa mencoba menkombinasikan beberapa bahan makanan untuk resep si kecil. Sekali lagi, langkah preventif seperti ini baik dijalankan jika memang Anda atau keluarga memiliki “sejarah” alergi terhadap makanan. Ketahui juga perbedaan antara alergi terhadap makanan dengan reaksi tubuh terhadap makanan.        8 Jenis Makanan yang Menyebabkan Timbulnya 90% Kasus Alergi terhadap Makanan
1. Susu 
2. Telur
3. Kacang Tanah
4. Kacang Pohon (walnut, cashew, dll)
5. Ikan
6. Kerang
7. Kedelai
8. Gandum
Untuk susu, telur, kedelai dan gandum, bisa terjadi semakin si bayi dewasa, reaksi alergi terhadap makanan ini akan hilang.
Gejala Alergi terhadap Makanan
Untuk mengetahui apakah bayi Anda memiliki alergi terhadap makanan tertentu, maka berikut beberapa gejala yang patut Anda waspadai:
- Diare yang terjadi secara tiba-tiba
- Muntah yang terjadi secara tiba-tiba
- Kulit mengeluarkan bercak merah
- Hidung berair
- Sulit bernafas setelah memakan jenis makanan baru
- Pusing
- Wajah, bibir atau lidah yang membengkak
- Tenggorokan terasa menyempit
Mohon diingat bahwa alergi terhadap makanan tidak sama dengan reaksi tubuh terhadap makanan, dimana yang belakangan ini biasanya menimbulkan gangguan yang berhubungan dengan pencernaan (usus).

Sunday, 3 February 2013

Penanganan Luka Bakar Ringan

Dalam kasus luka bakar, ada 3 (tiga) derajat luka bakar berdasarkan tingkat keparahannya. Derajat paling awal yaitu luka bakar ringan, dimana sebagian epidermis (bagian teratas kulit) terbakar dalam kadar yang cukup ringan. Biasanya luka bakar ringan disebabkan oleh terkena panas matahari berlebihan, tersentuh benda panas misalnya setrika atau panci/wajan panas, tersiram air panas, atau kena bahan kimia yang bersifat korosif.
Gejala luka bakar ringan adalah kulit memerah, ada pembengkakan, dan pada beberapa kasus, bisa menyebabkan demam dan sakit kepala.
Walaupun tergolong ringan, luka bakar ringan tetap harus dirawat dengan baik. Berikut adalah langkah-langkah perawatan luka bakar ringan :
-   Dinginkan luka bakar dengan air dingin yang mengalir secara terus menerus selama 15 menit. Hal ini bisa dilakukan dengan meletakkan bagian yang mengalami luka bakar di bawah kran dengan air yang terus mengalir, atau rendam dalam bak mandi atau ember yang berisi air dingin. Tindakan ini berguna untuk mencegah atau mengurangi bengkak yang disebabkan oleh kerusakan jaringan serta mencegah kerusakan merembet ke lapisan kulit yang lebih dalam.
-   Jangan meletakkan es secara langsung pada luka bakar, karena dapat menyebabkan frosbite, yaitu cedera atau kematian sel karena membeku.
-    Jangan mengoleskan apapun ke kulit yang mengalami luka bakar sebelum anda melakukan tindakan diatas. Mengoleskan pasta gigi atau mentega bukanlah tindakan yang tepat, bahkan akan memicu munculnya infeksi.
-  Setelah luka bakar dingin, oleskan lotion yang mengandung aloe vera atau vitamin E. Hal ini bertujuan untuk mencegah kulit menjadi kering atau rusak.
- Bila perlu anda dapat menutup kulit yang mengalami luka bakar dengan kasa steril yang mengandung antibiotik  ( Sofratulle atau Daryantulle) dan plester. Tindakan ini dapat mencegah terjadinya infeksi dan juga mengurangi nyeri akibat luka bakar bersentuhan dengan udara atau pakaian.
-   Selain kasa steril yg mengandung antibiotik anda juga bisa mengoleskan krim antibiotik contohnya Bioplacenton ke luka bakar untuk mencegah infeksi.
-       Untuk mengurangi rasa nyeri atau demam minumlah pereda nyeri seperti paracetamol atau aspirin.
-      Setelah luka bakar sembuh untuk mengurangi bekas luka dapat menggunakan mederma gel yang bisa di beli di apotik-apotik terdekat.

Friday, 1 February 2013

Trik mudah lepaskan stress



SETIAP orang bisa mencapai titik stresnya cepat atau lambat. Agar terhindar dari berbagai keburukan akibat stres, Anda perlu melakukan manajemen pelepasan stres.

Mengatasi stres dalam hidup dan menjaga fokus setiap saat adalah satu-satunya cara menjalani kehidupan yang baik dan bermakna. Anda perlu memasukkan sebuah rutinitas yang membantu mengatasi stres. Mungkin ini akan membutuhkan beberapa usaha, tetapi ada teknik mudah dan cerdas yang harus bekerja dengan baik untuk melepaskan stres, seperti dilansir Quickeasyfit.

Menghitung napas Anda

Dengan bernapas, Anda bisa menenangkan sistem saraf dalam tubuh. Sebanyak 10 hitungan napas bisa menenangkan dengan baik pikiran dan tubuh Anda.

Bernyanyi

Anda dapat mencoba bernyanyi atau bersenandung untuk membantu mencapai efek yang sama. Seperti saat menyanyikan lagu, Anda tidak sadar memperpanjang keluarnya napas yang pada akhirnya membantu untuk menenangkan Anda.

Minum air

Dehidrasi ternyata dapat membuat Anda mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Jauhkan diri Anda dari dehidrasi. Mengonsumsi cukup cairan akan membantu Anda melihat dan berpikir hal-hal yang jauh lebih baik.

Tertawa

Tertawa terbahak-bahak. Mengapa tidak? Humor adalah kebalikan dari stres. Jangan biarkan diri Anda terlibat secara emosional dalam situasi stres. Tertawa dapat menjauhkan diri dari masalah, Anda akan hidup sehat dan bahagia.