Friday 25 January 2013

Cara Penggunaan Obat yang Benar



“kapan obat harus diminum, sebelum atau sesudah makan ?” atau “dengan apa obat harus diminum?” Mungkin anda sering dihinggapi pertanyaan2 tersebut kala ingin mengkonsumsi obat. Pada umumnya, untuk mencapai efek cepat suatu sediaan obat harus dimakan saat perut kosong, karena adanya makanan dalam lambung dapat menghambat pelarutan dan penyerapan obat oleh selaput lendir usus kecil. Selain itu, zat2 tertentu dapat terikat dengan makanan, sehingga penyerapan obat menjadi terhambat. Contohnya, zat2 antibiotik, antara lain fenoksimetilpenisilin yang harus ditelan ± 1 jam sebelum makan atau ± 2 jam sesudah makan.
Akan tetapi tidak semua obat dapat dimakan saat perut kosong, misalnya obat2 yang dapat mengiritasi lambung, menimbulkan mual dan muntah atau obat2 yang harus melarut dalam lemak agar dapat diserap dengan baik. Obat2 yang demikian itu hendaknya dimakan pada saat makan atau sesudah makan. Contohnya, sediaan2 besi (ferrosulfat, ferrofumarat) yang paling baik absorpsinya di usus bila ditelan pada saat perut kosong, namun disisi lain dapat merangsang/mengiritasi selaput lender lambung yang tentunya akan  sangat mengganggu, utamanya bagi penderita gangguan magh. Oleh karena itu obat sedian besi tersebut harus diminum sesudah makan guna meringankan iritasi lambung.
Untuk pertanyaan berikutnya “dengan apa obat harus diminum?”. Pada hakekatnya obat sebaiknya ditelan dengan air, air teh, limun atau susu. Adakalanya kopi juga cocok, khususnya pada obat2 antinyeri parasetamol dan asetosal. Untuk obat2 padat (tablet, kapsul dan serbuk) sebaiknya dimakan dengan cukup cairan (sedikitnya setengah gelas air) agar dapat larut dalam lambung. Demikian halnya dengan obat2 cair (sirop, suspensi, emulsi) sebaiknya “dibilas”dengan minum cukup air (minimal setengah gelas air).
Susu atau produk susu tidak selalu layak untuk diminum dengan obat, karena mengandung kalsium. Khususnya zat2 antibiotik (oksi)tetrasiklin dapat terikat dengan kalsium hingga tidak dapat diserap lagi oleh usus ke dalam darah. Akibatnya, antibiotik yang diminum tidak lagi berkhasiat.
Berikut cara penggunaan obat yang tepat:
1.       Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus-menerus.
2.       Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur.
3.       Bila obat yang digunakan menimbulkan hal2 yang tidak diinginkan, hentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan Dokter anda.
4.       Hindari menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakitnya sama.
5.       Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap, tanyakan pada Apoteker anda.

No comments:

Post a Comment